Lamunan gue kabur mendapati hp gue bergetar.
Ada chat.
“Sibuk?”
Gue cuma tersenyum, kebiasaan sekali. “Go on.”
Lalu semuanya mengalir seperti biasa.
https://janoelknowsit.wordpress.com/tag/short-story/
Lucu buat gue.
Rasanya gue kembali ke siang itu.
Matahari terik diatas kepala gue. Biasanya gue suka momen seperti itu.
Tapi saat itu enggak. Gue nggak peduli dengan apa yang ada didepan gue.
Ada beberapa orang penting saling berkompetisi.
Gue nggak mengenal, tapi gue tau salah satunya mempunyai potensi luar biasa.
Lalu semua membalikkan gue ke sore itu.
Saat gue baru saja masuk kamar dan menaruh tas.
HP gue bergetar. Orang yang sangat jarang chat tiba – tiba menghiasi chat nomer satu gue.
“Wah, ada apaaa?” Jawaban gue waktu itu kalau nggak salah.
Gue rasa itu adalah pintu gerbang untuk pertama kalinya.
Kemudian, gue kembali diputar balikkan dengan memori siang itu.
Siang dimana gue tau bahwa kita partner yang baik dalam bekerja sama.
“Cabut ajalah.” putus kami akhirnya
Lalu kami sibuk. Gue memperhatikan. Memang ada yang menarik dari orang ini.
Yang membuat orang – orang takluk saat dia melakukan sesuatu.
Sampai pada akhirnya, “Pake gesper, lo ikut gue.”
Paksanya waktu itu. Lalu kami masuk keruangan itu.
Luas dan dia menunjukkan jurusnya.
Oke, take your time dude. Pikir gue jenuh liat gaya dia.
Dan semua kembali saat ini.
Semuanya tergambar jelas sama gue.
Saat semua orang mengelu – elukannya.
Dia hadir KEMBALI dengan segala kelemahan dan kekhawatirannya.
Merasa ada yang salah.
Menjadi orang yang rendah dan mengakui bahwa dia tidak ada apa – apanya.
Manja dan overthinking.
Egois dan takut kehilangan.
Semua terasa begitu cepat.
Tapi satu yang gue rasa tepat.
Dia manusia ter-normal yang pernah gue temui.
Disaat semua orang standing applause, thumbs up, and send their respect to him.
Me, right here, smiling, and only need to say “Take a breath, feel the rhytm, she’s yours man. Admit it and thanks to God for it.”
Salam Hombimba,
Ichauel
xoxo