top of page

Kembali


Gue menghirup udara yang masuk dari luar kaca mobil.

Seperti its been a long time since last time I came here.

Memandangi bangunan kanan – kiri gue.

I’m a girl who back to town, darling.

Malam itu akhirnya gue memutuskan untuk makan disalah satu warung steak.

Setelah ngobrol kesana – kemari berdua dengan sahabat gue, Sandi, akhirnya kami terdiam.

Ia hanya melihat handphone nya, dan gue memandangi tempat orang memasak.

“Masih inget Fatah?” Tanyanya singkat sambil menaruh kembali hpnya.

Lamunan gue terpecah. Gue hanya menengok kearahnya dengan diam.

“Ganteng dia sekarang. Pilot dia di Bandung.”

Entah apa yang ada dipikiran Sandi, tapi gue hanya bisa terdiam.

Honestly, gue nggak bisa inget kapan gue memulai pertemanan dengan Sandi.

Yang pasti se-la-ma itu.

Mungkin sd kelas 1.

Kita pernah les bareng di satu bim

bel, dimana gue kemudian mengenal nama yang satu itu.

Bayangan gue menari – nari saat kelas terakhir di bimbel itu, gue masih ingat.

Dengan semuanya.

Beranjak SMP entah kelas 2 atau kelas 3 gue mencoba mencari jejaknya yang nggak bisa ditemuin dimana –mana.

Diantara semua sosial media yang ada, gue nggak bisa nemuin dia.

Ada satu yang mendorong gue bahwa gue harus ketemu.

Masih ada hal yang belum kita selesaikan.

Atau mungkin, masih ada hal yang perlu gue tebus semacam minta maaf?

Sandi terus menyebutkan nama teman – teman SD kita yang suka ia temui di jalan. “Gue juga suka ketemu Donny kalau lagi di galaxy. Si Irfan juga.”

Tak sadar gue memotong “Fatah. Si Fatah itu lo suka ketemu juga?”

Sandi memandang gue bingung “Ya kadang. Gue dan dia suka notice, tapi nggak pernah nyapa. Takut salah mungkin” Jawabnya acuh ga acuh.

Gue langsung merasa desiran angin ditangan gue.

Entah hanya gue apakah lo juga pernah.

He wasn’t my ex-boyfriend in the past. But we have one history. Once that you could remember even though it wasn’t big thing.

Ada perasaan yang lo harus menemukannya, cuma kepo mungkin, tapi harus!

Hati gue bergemuruh.

“Gue harus ketemu dia” Jawaban gue membingungkan Sandi tapi gue lihat dia tersenyum.

“Gue bantu cari instagramnya yah.”

Hati gue makin mantap, harus ada komunikasi antara gue dan anak hilang satu ini.

Dia membiarkan gue begtu saja tanpa kabar setelah hari terakhir itu.

Sampai di akhir malam Sandi nggak berhasil meemukan instagramnnya.

Dia cuma berpesan “Dia itu dulu di SMA situ cha, deket rumah kita”

Gue semakin terbelalak.

Karena temen sekelas gue dikuliah banyak yang SMAnya disitu.

Gue tau ini pertanda.

Bahwa alam mendukung pertanyaan gue selama ini.

Setelah gue bertanya – tanya dengan beberapa orang, gue menemukannya.

Untuk sekian lama, setelah 6 tahun lebih gue kembali melihat wajahnya.

Tidak menarik, tapi seperti menenagkan.

Seperti menjawab semua kebimbangan gue “Bagaimana anak itu sekarang?”

You know right? Like, I know I absolutely didn’t love him, even once. But all those histories just bring the same atmosphere, there is something I couldn’t understand, and need to find out just to make me relief. Terdengar keras kepala sih.

Gue meninggalkan satu kalimat di comment salah satu fotonya.

I’m not wishing he’ll answer. I just feel like…..want he knows. Know that I’m still alive.

Karena sudah malam dan Sandi yang tidak enak badan, kita memutuskan pulang.

Saat berbalik dari warung steak itu, tak jauh gue lihat tempat bimbel kami dulu.

Wow.

“Bimbelnya udah nggak ada lagi cha. I guess we are the last batch have been there.”

Gue hanya tersenyum.

The last batch and the first magical happened to my life.

Mungkin memang bangunan itu dibangun untuk membuat sejarah di hidup gue.

Sekedar itu saja.

Gue merasa kembali.

Kembali setelah sekian lama berusaha mengubur apa yang seharusnya tidak perlu dipertanyakan.

Gue kembali ke kota ini, ke daerah ini, dan kembali ke memori itu.

“You okay?” Tanya Sandi. “Everything just perfect. Thanks for coming back to town.” Jawab gue, setelah sekian lama melihat Sandi hanya di kontak Line, its good to see he back with his new title as graduate student from pilot school.

Bagaimana dengan Fatah?

Hingga gue meng-upload post ini, he hasn't reply yet.

Gue nggak menunggu. Nggak juga cek cek instagramnya lagi.

It feels…..Mission Accomplished!

Salam Hombimba,

Graisa

xoxo


bottom of page