top of page

Review: A Little Something Different by Sandy Hall


A LITTLE SOMETHING DIFFERENT | 9/10

Sandy Hall

Swoon Reads

2014

 

Nggak ada yang lebih menggemaskan selain liat gelagat dua anak remaja yang saling suka tapi nggak ada yang berani untuk memulai, karena mungkin dua duanya sama-sama skeptis berpikir bahwa pihak lainnya tidak punya perasaan yang sama. Novel ini dengan manis menggambarkan cerita cinta klasik remaja yang sama sama tidak menyadari pun tidak peduli tetapi menggugah orang-orang disekitarnya untuk menyatukan mereka.


Lea dan Gabe, keduanya dipertemukan di kelas creative writing. Keduanya punya referensi musik yang sama, menu chinnese food yang sama, pilihan kopi di starbucks yang sama dan kerap menghabiskan waktu di area yang sama tapi sayang keduanya tidak pernah bertegur sapa. Keduanya mulai curi-curi pandang dan memperhatikan, tapi perasaan mereka kurang kuat untuk memulai pergerakan mungkin karena Gabe terlalu pendiam dan Lea yang terlalu cuek.


Walaupun keduanya tidak menyadari atau bahkan tidak cukup peduli, universe sebagai saksi mengisahkan cerita manis mereka lewat sosok-sosok di sekeliling mereka. Kisah cinta ini diceritakan langsung dari 14 sudut pandang berbeda. Ada kursi taman, squirel di taman, pengirim chinnese food, guru creative writing mereka, kasir starbucks, bahkan room mate mereka. Semua memberi tahu pembaca mulai dari bagaimana keduanya menyadari sosok satu sama lain, belajar menyapa, hingga akhirnya berani melangkah untuk semakin mengenal.


Kisahnya terlalu manis, saking manisnya pembaca disuguhkan cerita dari pihak lain tanpa dikisahkan dari sudut pandang Lea dan Gabe itu sendiri.

Pernah baca Antologi Rasa karya Ika Natassa? Bagaimana tiap karakter mengisahkan ceritanya dari tiap sudut pandang mereka bukan dari sudut pandang penulis. Cara penyampaiannya hampir sama dengan cerita yang satu itu. Hanya saja, A Little Something Different sifatnya menceritakan keadaan dengan mengomentari kelakuan Gabe dan Lea bahkan usaha mereka untuk menyatukan keduanya.


Nggak perlu lama-lama membaca novel ini karena walaupun memiliki halaman sebanyak 243, rasanya tangan susah melepas dan terus penasaran dengan kelanjutan kisah Gabe dan Lea. Suka banget bagaimana penulis bisa menggambarkan kecuekan Lea dan betapa shy as hell-nya Gabe lewat beda perspektif, karakternya begitu kuat dan nyata di mata pembaca.


Penggunaan bahasa yang sangat kasual, nggak berlebihan, nggak juga receh membuat gue rasanya selalu tergugah untuk senyum. Menariknya dari 14 sudut pandang yang ditawarkan, penulis sempat menyelipkan karakter-karakter yang antagonis untuk membuat cerita lebih hidup.

Cerita semakin menarik ketika sifat tiap karakter semakin diperdalam. Lea yang walaupun cuek dan bodo amat tapi bisa sangat insecure dan over thinking, begitu juga dengan Gabe yang walaupun pendiam tapi punya berjuta pikiran di dalamnya, bisa sangat setia, juga punya perasaan segitu kuatnya sama Lea tapi bisa menahannya.

Adegan favorit gue adalah ketika Lea dan Gabe akhirnya bisa punya waktu berdua, dan Gabe menuliskan pertanyaaan-pertanyaan yang harusnya ia tanyakan tapi nggak dia tanyakan. Sementara point of view yang paling gue suka adalah ketika cerita dikisahkan squirrel dan Victor - karena selalu ada momen menarik tiap diceritain Victor! hahaha


Things I should have said but didn't:

1. How are you?

2. How was you break?

3. Are you still taking creative writing part two this semester?

4. I like girls, just for the record

5. I'm kind of an idiot and I don't know what to talk about

6. Thanks for sitting with me

7. Thanks for playing hangman

8. We should do this again sometime. I could give you my number and the next time you could text me or something. Or I could text you. We could text each other and I would stop being stupid and pathetic. And there's a lot of stuff I should tell you, because you might not like me as much if you know the other stuff, but maybe you still would. 9. I really like Buffy the Vampire Slyaer

10. Bye (I didn't even say good-bye. Why do I suck so much?)

- Gabe's list on paper (Waitress Point of View)


Membaca novel ini membuat gue sadar bahwa menghadirkan kisah cinta yang manis dan sangat memorable nggak perlu punya plot yang ribet, kisah cinta yang dramatis, atau kontroversial what-so-ever di dalamnya.

Novel ini membuat pembacanya jatuh cinta sama membaca, membuat pembaca tau betapa menyenangkannya dunia di dalam buku-buku ini dan jadi mendorong pengen baca buku lagi. Gue nyesel banget kenapa baru tau Sandy Hall sekarang! Ini novel super underrated!


Salah satu novel yang ditulis dalam bahasa inggris dengan kosa kata yang mudah dimengerti ini membuat gue selalu ingin merekomendasikan novel ini kesiapapun, termasuk mereka yang baru belajar baca buku bahasa inggris. Karena pasti setelah baca ini rasanya jadi pengen baca novel bahasa inggris terus!

Salam Hombimba,

Graisa

xoxo


bottom of page