top of page

Review Film MISSING (2023): Come Back yang Menggocek Lebih Hebat


Missing (2023) | 4.5/5

U.S

Storm Reid, Nia Long, Ken Leung, Tim Griffin


Review Indonesia Film Missing / Sinopsis Film Missing / Sequel Film Searching

 

Gimana rasanya kalau kita suka banget sama sebuah film debut dari sutradara yang sebelumnya jarang terdengar, lalu sadar bahwa ketika filmnya tayang ternyata nggak banyak yang terlalu ngomongin sehingga bikin harapan untuk film ini punya sekuel mungkin tipis?


Experience menonton pertama kali yang mungkin masih bisa lo rasain sampe saat ini tapi ternyata nggak bisa balik kalau ditonton berkali-kali. Lo pengen nonton dengan cerita berbeda tapi konsep yang sama untuk bisa mengembalikkan experiencenya. Lalu kembali sadar bahwa itu adalah hal yang nggak bisa lo kontrol.

Itu perasaan gue setelah nonton film SEARCHING (Chaganty & Ohanian, 2018). Film yang pernah gue bahas di sini walau masih agak berantakan reviewnya, cuma bisa sedikit dibaca bahwa banyak banget elemen yang gue suka dari filmnya.


Ternyata walau di Indonesia nggak terlalu ramai dibicarakan, film ini lumayan sukses di market internasional dan ternyata sutradaranya mau kembali membangun konsep yang sama dengan tajuk dan cerita baru.


Ngerti dong seberapa excitednya gue? Wah gila, gue nulis ini bahkan sebelum nonton filmnya. Lebih excited lagi waktu tau bahwa review pre screeningnya memuaskan!


Dan akhirnyaaaaaaaaaa, yaampun, to have THAT EXACT SAME EXCITEMENT LAGI THAT I’VE NEVER EXPECTED TO HAVE THE SECOND TIME….



MISSING menjanjikan konsep yang sama dengan pendahulunya. Kalau sebelumnya kursi sutradara diduduki Chaganty & Ohanian, kali ini baik skrip dan penyutradaraan ditakeover oleh Nicholas D. Johnson, Will Merrick yang sebelumnya duduk sebagai editor dalam film SEARCHING. Walaupun disutradarai oleh pasangan berbeda, trailernya bikin gue tau bahwa ini adalah mimpi yang nggak berani gue bikin tapi malah jadi kenyataan!


Masih dengan elemen family bonding yang jadi pondasi ceritanya, MISSING mengenalkan June (Storm Reid), anak remaja perempuan yang dibesarkan oleh seorang single mother, Grace (Nia Long) setelah kepergian sang ayah karena kanker otak.


Sebelum berangkat liburan ke Kolombia dengan kekasihnya, Kevin, Grace meminta June untuk menjemput mereka saat kepulangannya nanti. Namun ketika tiba hari kepulangannya June menemukan bahwa ibunya dan Kevin tidak kunjung datang dan tidak bisa dihubungi.


June berusaha untuk menghubungi hotel tempat keduanya menginap dan mendapat kabar bahwa keduanya belum checkout dan meninggalkan seluruh barangnya di hotel. Untuk mendapatkan CCTV hotel, June diberikan 48 jam untuk mengirim seseorang ke hotel sebelum CCTV mereka akan terhapus.


June panik dan mulai mencari keberadaan ibunya lewat segala jenis sosial media dan aplikasi digital yang ia miliki.


Tonton Trailer Missing


 

Masih menggunakan konsep screenlife, semua penceritaan MISSING disampaikan lewat sudut pandang kamera gadget yang digunakan June.


Kalau SEARCHING menggambarkan bapak yang berusaha mencari anaknya dengan segala upaya yang dia bisa dengan limitasi pengetahuan akan teknologi, MISSING mengambil POV anak masa kini yang mencari orang tuanya dengan limitasi lokasi antar negara dan tingkat ancaman yang lebih intense.


Bak tau bahwa June anak remaja yang mahir menggunakan social media, issue yang diangkat pun dituntut lebih kompleks untuk ngasih beban sedikit lebih besar dibanding David Kim pada film SEARCHING. Makanya nggak heran kalau tampilan layar dan site yang digunakan June jauh lebih advance daripada yang digunakan David Kim.



Walaupun sebelumnya duduk di kursi editor tapi mengingat ini film berkonsep screenlife sepertinya Johnson & Merrick udah tau betul gaya dan formula yang tepat yang digunakan sebelumnya sehingga MISSING hadir dengan gaya yang familiar bagi penontonnya.


Secara formula penceritaan masih mengalir dengan past to present story approach. Walaupun punya gaya yang sama, ceritanya gak berhubungan antara SEARCHING dan MISSING sehingga kalau belum nonton film sebelumnya kamu masih tetap bisa ngikutin film yang ini.


Seakan mau menaikkan intensitas kompleksitasnya, MISSING bawa isu yang jauh lebih berat dengan background story yang lebih sensitif. Perlu hati hati menjabarkan film yang satu ini supaya nggak spill beberapa kunci ceritanya.


Meskipun di beberapa rute cerita nampak familiar, benang merahnya tersebar lebih banyak dan jauh lebih ruwet sehingga penonton dibuat untuk terus menebak. Seakan tau emang film ini mengecoh, banyak plot dan adegan yang dibuat hanya untuk mengarahkan sudut pandang penonton ke yang bukan seharusnya.


Kesempatan untuk cari tau siapa yang salah dan dalang dibalik semuanya jauh lebih tricky. Alahasil semua orang di suudzonin, bikin kita trust issue sama semua karakternya dan kaget bersama sebioskop akhirnya.


Kalau SEARCHING jauh lebih hangat, dramatic dan ikut helpless, MISSING ini bikin momennya lebih deg-degan bak film thriller dan malah ikutan merasa gak aman dan gak nyaman sama situasinya.


Pesan hubungan keluarga juga lumayan berlayer dari beberapa karakter seakan sutradara emang pengen nunjukin perasaan mutual antara orang tua dan anak juga sebaliknya.


Mood yang dibangun juga lebih naik turun dibanding SEARCHING yang cenderung satu mood sepanjang film, MISSING dengan limitasi layar pun bisa kuat mengenalkan perasaan karakternya mulai dari kesal, depressed, panik, sedih sampai tegang.



Sayangnya karena terjebak di elemen surprise yang maunya gong, banyak banget hal yang rasanya jadi nggak terasa natural. Banyak karakter yang ada tapi nggak memberikan kontribusi besar ke plot ceritanya which sangat disayangkan, banyak juga motivasi keputusan karakter yang diceritakannya tidak mengalir krena penemuan natural June.


Tapi usaha film ini membolak balikkan perasaan gak bisa dipungkiri berhasil banget sih. Buat yang suka dikecoh sama film, suka sama POV berbeda dari love-bond antara orangtua-anak, atau sesimple suka dengan film SEARCHING sih gue sangat menyarankan untuk nonton ya.


Salah satu yang gue syukuri juga dari MISSING ini adalah proper promotion sehingga banyak yang terpapar juga dengan film ini lebih daripada SEARCHING.


Kalau suruh pilih di antara kedua film itu mungkin gue akan memilih SEARCHING karena kesederhanaan dan kehangatan yang terasa dekat.


Tapi gue nggak bisa bilang MISSING jelek juga karena pada kenyataannya filmnya well executed, sangat seru, sangat bisa dinikmati, dan elemen surprisenya jauh lebih geleng geleng kepala.


Nggak ada alasan untuk tidak menonton ini sih. Mengingat SEARCHING sekarang udah nggak ada di OTT manapun, saranku bergegaslah nonton MISSING ini di bioskop sebelum nyesel.


Love,

Graisa

xoxo

Comments


bottom of page